Berdasarkan pemantauan harga selama bulan September 2018 pada 82 Kota IHK, menunjukkan bahwa 16 kota IHK mengalami inflasi. Sedangkan 66 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bengkulu sebesar 0,59 persen, terendah di Kota Bungo, sebesar 0,01 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Pare-Pare sebesar -1,59 persen, terendah di Kota Tegal, Singkawang, Samarinda, dan Ternate, sebesar (-0,01 persen).
Provinsi Sumatera Selatan bulan September 2018, Inflasi tahun kalender (kumulatif sampai bulan September 2018) sebesar 1,49 persen. Inflasi âyear on yearâ (September 2018 terhadap September 2017) sebesar 2,60 persen. Kota Lubuk Linggau bulan September 2018, Inflasi tahun kalender (kumulatif sampai bulan September 2018) sebesar 1,78 persen. Inflasi âyear on yearâ (September 2018 terhadap September 2017) sebesar 3,30 persen.
Deflasi di Kota Lubuk Linggau bulan September 2018 terjadi karena adanya penurunan indeks harga pada 2 (dua) kelompok pengeluaran, yaitu; kelompok bahan makanan sebesar -1,67 persen; dan kelompok kesehatan sebesar -0,12 persen. Sedangkan 5 (lima) kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks harga yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,61 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,17 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,16 persen; kelompok transportasi, komunikasi & jasa keuangan sebesar0,12 persen; dan kelompok sandang sebesar 0,08 persen.
Deflasi yang terjadi di Bulan September terutama disebabkan oleh harga bahan pangan yang mengalami penurunan harga, diantaranya adalah daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, cabai merah, dan tomat sayur. Bahkan untuk komoditi daging ayam ras mencapai Rp.28.000,- per kilogram setelah bulan Agustus sempat menyentuh angka Rp. 40.000,- per kilogramnya. Secara umum, kelompok bahan makanan memberikan andil deflasi sebesar 0,48 persen. Sebaliknya untuk kelompok pengeluaran lainnya sebagian besar mengalami kenaikan harga, dengan andil inflasi terbesar berasal dari kelompok pengeluaran Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar sebesar 0,14 persen.
Komponen inti (core) pada September 2018 mengalami inflasi sebesar 0,15 persen; komponen yang harganya diatur pemerintah (administered prices) mengalami inflasi sebesar 0,63 persen; dan komponen bergejolak (volatile) mengalami deflasi sebesar 1,77 persen.
Tabel 1
Tingkat Inflasi Bulan September 2018, Inflasi Tahun Kalender 2018, dan Inflasi Tahun ke Tahun
Kota Lubuk Linggau Menurut Kelompok Komponen (2012 = 100)
Kelompok Komponen |
IHK September 2018 |
% Perubahan |
||
Terhadap Agustus 2018 |
Tahun Kalender |
Tahun ke Tahun |
||
September 2018 |
September 2018 |
|||
Terhadap Desember 2017 |
Terhadap September 2017 |
|||
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
UMUM |
131,36 |
-0,29 |
1,78 |
3,30 |
INTI |
120,02 |
0,15 |
1,10 |
1,70 |
HARGA DIATUR PEMERINTAH |
168,04 |
0,63 |
2,64 |
3,37 |
HARGA BERGEJOLAK |
134,26 |
-1,77 |
2,55 |
6,61 |
Kota Lubuklinggau pada September 2018, kelompok komponen yang memberikan sumbangan terhadap inflasi sebagai berikut:
1. Kelompok Komponen Inti, inflasi 0,08 persen dengan komoditas penyumbang tertinggi:seng, kipas angin dan mobil.
2. Kelompok Komponen Harga Diatur Pemerintah, inflasi 0,12 persen dengan komoditas penyumbang tertinggi: bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek.
3. Kelompok Komponen Harga Bergejolak, deflasi 0,49 persen dengan komoditas penyumbang tertinggi: daging ayam ras, telur ayam ras dan bawang merah.
Tabel 2
Dekomposisi Andil Inflasi Menurut Kelompok Komponen di Kota Lubuk Linggau Bulan September 2018
|
Komponen
(1) |
Andil Inflasi (%) (2) |
|
|
|
|
|
|
U m u m |
-0,29 0,08 |
|
|
|||
1 |
Inti |
||
2 |
Harga Diatur Pemerintah |
0,12 |
|
3 |
Harga Bergejolak |
-0,49 |